Jakarta – Kelompok relawan Pro-Jokowi (Projo) menyampaikan keyakinannya yang luar biasa kuat, bahkan hingga “1000%”, bahwa jika Presiden Joko Widodo memutuskan untuk maju sebagai calon Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), maka tidak akan ada satu pun pihak yang berani menjadi pesaingnya, termasuk putra bungsunya sendiri, Kaesang Pangarep, yang saat ini aktif di PSI.

Pandangan tegas ini dilontarkan oleh Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno, menanggapi dinamika politik yang mengaitkan Presiden Jokowi dengan masa depan kepemimpinan PSI. Adi Prayitno, yang kerap memberikan analisis politik, menilai bahwa magnet dan pengaruh politik yang dimiliki Jokowi begitu besar, sehingga kemunculannya di bursa Ketua Umum PSI akan otomatis menggeser potensi calon lain.

“Bos PPI: Jika Jokowi Maju Ketum PSI, 1.000% Tak Ada Pesaing Termasuk Kaesang,” demikian kutipan yang disampaikan.

Adi Prayitno menjelaskan, keyakinannya didasarkan pada kekuatan figur Jokowi yang telah terbukti dalam dua kali pemilihan presiden. Di mata sebagian besar pemilih dan kader PSI, Jokowi dinilai memiliki kapasitas dan rekam jejak yang solid. Jika sosok sekaliber Jokowi maju memimpin PSI, Adi Prayitno memperkirakan para calon potensial lainnya, termasuk Kaesang Pangarep yang saat ini menjabat sebagai Ketua Umum PSI, akan secara sukarela menarik diri dari pencalonan.

Wacana mengenai kemungkinan Presiden Jokowi memimpin PSI memang semakin mengemuka menjelang Kongres PSI yang dijadwalkan akan dilaksanakan pada bulan Juli 2025. PSI sendiri telah membuka pendaftaran bagi bakal calon ketua umum baru melalui mekanisme pemilu raya yang menggunakan sistem e-voting.

Menariknya, Presiden Jokowi sendiri sempat memberikan sinyal terkait peluang dirinya memimpin PSI. Dalam sebuah kesempatan, ia mengaku masih melakukan “kalkulasi” terkait kemungkinan mendaftar sebagai calon ketua umum, dengan pertimbangan agar tidak sampai kalah jika memutuskan untuk bersaing. Namun, ia juga menyebut proses pemilihan ketua umum PSI masih panjang.

Adi Prayitno melihat komentar Jokowi sebagai indikasi adanya potensi serius. Menurutnya, pernyataan “jangan sampai kalah” dari seorang tokoh sekaliber Jokowi menunjukkan bahwa beliau mempertimbangkan langkah ini dengan cermat dan menyadari bahwa persaingan dalam pemilihan ketua umum partai, meskipun di PSI, tetap ada mekanismenya. Namun, di sisi lain, Adi Prayitno tetap pada keyakinannya bahwa jika Jokowi benar-benar maju, kekuatan politiknya akan sangat dominan.

Menurut analisis Adi Prayitno, hubungan antara Jokowi dan PSI dapat dilihat sebagai hubungan mutualistik. PSI sebagai partai yang relatif baru dan ingin terus berkembang membutuhkan figur sentral yang kuat untuk mendongkrak popularitas dan basis dukungannya. Sementara itu, pasca-menjabat sebagai Presiden, Jokowi mungkin membutuhkan kendaraan politik untuk menjaga legasi dan mengawal pengaruhnya dalam peta politik nasional ke depan. Bergabung dengan partai politik dapat memberikan panggung dan struktur yang memungkinkan seorang mantan presiden tetap relevan dalam dinamika politik.

PPI menilai bahwa ditinjau dari berbagai sudut pandang, PSI saat ini memang identik dengan Jokowi, dan Jokowi juga identik dengan PSI, terutama dengan keberadaan Kaesang Pangarep di pucuk pimpinan partai. Jika Jokowi kemudian memutuskan untuk memimpin secara langsung, hal ini akan memperkuat identifikasi PSI sebagai partai pendukung utama Jokowi dan berpotensi menarik lebih banyak simpati dari segmen pemilih yang loyal kepada beliau.

Meskipun demikian, keputusan akhir mengenai siapa yang akan memimpin PSI berada di tangan internal partai melalui mekanisme pemilu raya yang telah ditetapkan. Pendaftaran bakal calon ketua umum masih dibuka hingga akhir bulan ini, dan proses pemilihan akan dilakukan melalui e-voting pada bulan Juli mendatang.

Pernyataan Projo melalui Adi Prayitno ini menambah warna dalam diskusi mengenai masa depan politik Presiden Jokowi dan potensi pergeseran peta kekuatan politik menjelang Pemilu 2029. Jika prediksi PPI ini terwujud, maka dinamika politik nasional dalam beberapa tahun ke depan diperkirakan akan semakin menarik dengan hadirnya PSI sebagai kekuatan yang didukung langsung oleh mantan presiden.